Sabtu, 23 Mei 2009
Tentang Kami
Email: brilly_ck@yahoo.co.id
Vaza Alamanda Zairinal
Email: kazu1812@yahoo.com
KEBANGKITAN NASIONAL KE DUA BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
untuk membuka peluang untuk menjadi guru. Jelas bahwa tenaga pengajar / guru yang ada jumlahnya sangat terbatas dibandingkan jumlah siswa / calon siswa yang membutuhkan bimbingan di seluruh Indonesia. Kembali pada tulisan maupun autobiography dr. Soetomo, media tulisan menjadi sangat strategis untuk mendampingi guru dilapangan khususnya dalam proses belajar-mengajar. Tulisan ini akan memfokuskan alternatif penggunaan
teknologi informasi untuk meringankan tugas guru di lapangan khususnya dalam menunjang proses pemerataan pendidikan. Mengapa justru media tulis menulis menjadi strategis untuk membantu proses belajar mengajar? jika kita bandingkan dengan media informasi elektronik televisi dan radio, perbedaan utama yang ada adalah pada media tulis menulis - pembaca dapat dengan mudah membalik-balik bukunya dan membaca dengan kecepatan si pembaca. Hal ini sangat menguntungkan dalam memperlancar proses penyerapan isi pengetahuan yang ada dalam buku tersebut. Keuntungan ini tidak terdapat pada media elektronik media broadcast televisi maupun radio yang sangat sulit disesuaikan kecepatan pengiriman informasinya dengan kemampuan menerima si penerima informasi (siswa). Akan tetapi keuntungan utama media televisi dan radio
memungkinkan para siswa untuk melakukan interaksi dua arah antara guru yang berada di studio dengan murid-muridnya di seluruh pelosok nusantara. Jadi kita perlu mencari alternatif media yang memungkinkan untuk
memperoleh keuntungan yang ada pada media tulis buku maupun media interaktif televisi dan radio.
Dengan berkembangnya dunia faktor kecepatan pemindahan informasi dalam jumlah yang besar menjadi sangat penting. Adakah alternatif teknologi informasi yang memungkinkan pemindahan informasi secara cepat akan tetapi juga dapat mempertahankan sifatnya sebagai media tulisan supaya
memudahkan para siswa untuk mencerna informasi dengan kecepatannya sendiri? Tantangan ini tampaknya terjawab dengan keberadaan teknologi komputer yang dapat kita gunakan bukan hanya untuk mengirimkan media tulisan tapi juga gambar. Bahkan dengan peralatan komputer dengan mudah para siswa membuka berkas-berkas yang ada untuk memahami isinya dengan kecepatan yang sesuai dengan kemampuan penerimaan para siswa tsb. Mari kita bayangkan jika komputer-komputer yang ada di seluruh pelosok Indonesia di kaitkan satu dengan lainnya, hal ini akan sangat memudahkan pengiriman berkas-berkas elektronik dari satu tempat ke tempat lainnya. Hal ini berarti pula pelajaran-pelajaran dapat disebarkan secara cepat. Bahkan tidak terbatas pada aplikasi pengiriman berkas saja, para siswa dapat berinteraksi langsung dengan para guru yang mungkin berada di tempat yang jauh cukup dengan cara mengirimkan berkas yang berisi pertanyaanpertanyaan kepada guru-gurunya. Hal ini memungkinkan interaksi antara guru dan murid dapat dilangsungkan tanpa perlu terlalu tergantung pada jumlah guru yang ada di lapangan sehingga effisiensi penggunaan tenaga guru dapat lebih ditingkatkan. Aplikasi jaringan komputer ini tidak hanya terbatas pada hubungan antara para guru dan siswa tapi dapat berkembang menjadi hubungan antara para siswa di seluruh Indonesia yang secara keseluruhan
terlibat dalam berbagai diskusi / konferensi elektronik berbasis teknologi informasi komputer yang membuka terjadinya Global Brain yang
memungkinkan percepatan mengembangan SDM yang diinginkan. Teknologi jaringan komputer membuka kemungkinan pembangunan SDM secara effisien tanpa perlu terikat pada dimensi ruang dan waktu. Bayangkan jika jaringan komputer antara para siswa sekolah dasar dan menengah ini dikaitkan pada jaringan komputer yang saat ini telah beroperasi antara berbagai universitas di Indonesia. Para siswa tidak hanya berinteraksi dengan para guru tapi juga dapat langsung secara personal berinteraksi para mahasiswa dan dosen perguruan tinggi. Apa yang akan diperoleh dari hubungan ini? jelas bahwa wawasan berfikir para siswa akan dibuka lebarlebar dengan adanya keterbukaan ini. Para siswa menjadi tahu mengapa mereka harus bersusah payah mempelajari berbagai mata pelajaran yang selama ini diajarkan. Mengapa Fisika dan Matematika menjadi sangat penting untuk menjadi seorang insinyur elektro dan komputer? Dapat kita harapkan bahwa keterbukaan ini akan memacu para siswa untuk belajar dan menambah minatnya dalam berbagai bidang ilmu. Bukan mustahil keberadaan jaringan komputer di Indonesia yang mengakitkan berbagai sekolah dasar maupun menengah dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia menjadi dasar sebuah revolusi informasi yang pada akhirnya menjadi awal terjadinya kebangkitan nasional ke dua di Indonesia yang berbasis teknologi infomasi. Apakah kita bermimpi dengan ini semua? Tampaknya Republik tercinta ini cukup beruntung dengan adanya banyak staf-staf muda yang berdedikasi di
berbagai perguruan tinggi maupun lembaga penelitian. Saat ini jaringan komputer antara universitas dan lembaga penelitian di Indonesia telah terbentuk dan terus berkembangan dengan menggunakan teknologi packet radio dan peralatan yang sepenuhnya dibuat sendiri di Indonesia tanpa terikat pada lisensi maupun hak paten GATT yang memusingkan para industriawan. Penggunaan radio sebagai media komunikasi sangat menguntungkan bagi kami di perguruan tinggi dan lembaga penelitian karena biaya operasi yang sangat rendah sehingga memudahkan pengembangan jaringan ke daerah terpencil. Lembaga-lembaga yang terkait saat ini bergabung pada organisasi informal jaringan komputer Paguyuban yang sifatnya sukarela. Kesemua ini telah membuktikan bahwa sebetulnya bangsa Indonesia mampu untuk menumpu perkembangan teknologi informasi menggunakan teknologi yang dikembangkan sendiri di Indonesia. Berbagai hal telah beroperasi dengan berjalannya jaringan komputer Paguyuban ini antara lain berbagai aktifitas desentralisasi informasi khususnya mengenai hasil-hasil penelitian baik di perguruan tinggi maupun lembaga penelitian melalui berbagai server basis data yang dapat diakses secara cumacuma melalui jarinangan komputer. Infomasi yang ada juga dipersiapkan untuk diakses secara internasional sehingga diharapkan akan membuka kerjasama penelitian secara internasional. Indonesia bagian timur saat ini sedang dalam proses kerjasama untuk mengintegrasikan UNPATTI (Ambon), UNCEN (Jayapura & Manokwari), UNHALU (Kendari) yang dimotori oleh teman-teman di Eastern Indonesia University
Development Project (EIUDP) yang di sponsori oleh Canadian International Development Agency (CIDA). Keberhasilan dalam mengkaitkan universitas di Indonesia timur ke jaringan komputer Paguyuban ini diharapkan akan membuka terobosan baru di dunia pendidikan Indonesia khususnya untuk proses pemerataan pendidikan di Indonesia yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan jarak jauh yang sangat effisien. Bukan mustahil konsep ini dapat diterapkan untuk membuka universitas terbuka secara elektronik. Ternyata inisiatif ini telah berkembang tidak hanya dalam lingkungan perguruan tinggi akan tetapi juga pada tingkat sekolah menengah khususnya di daerah Bandung dan sekitarnya. Beberapa usaha untuk menjadikan perakitan modem untuk jaringan komputer ini sedang diusahakan untuk dikaitkan dengan mata pelajaran prakarya elektronika yang selanjutnya dapat digunakan untuk membangun jaringan komputer di sekolah-sekolah menengah dengan bertumpu pada kemampuan para siswa itu sendiri. Mudah-mudahan hal ini dapat menjadi awal terbentuknya sebuah masyarakat ilmiah berbasis pada sistem informasi yang menjadi dasar kebangkitan nasional ke dua. Melihat potensi yang ada ternyata telah menarik beberapa industri besar maupun kecil khususnya yang bergerak dalam bidang komputer maupun telekomunikasi untuk bergabung dan berinteraksi langsung dengan
masyarakat perguruan tinggi maupun lembaga penelitian. Proses interaksi sangat informal dan tidak terikat pada birokrasi maupun dimensi ruang dan waktu. Hal ini dimungkinkan oleh adanya fasilitas konferensi elektronik maupun surat elektronik. Jelas bahwa konsep ini merupakan relisasi konsep
link & match Pak Wardiman akan tetapi bertumpu pada teknologi informasi jaringan komputer yang memungkinkan keseluruhan proses berjalan secara effisien dan tidak membuang banyak dana untuk menyelenggarakan seminar / konferensi karena keseluruhannya dijalankan secara elektronik. Revolusi dalam dunia komputer dan telekomunikasi telah membuka wawasan baru khususnya bagi dunia pendidikan dan penelitian di Indonesia. Bukan mustahil dengan berkembangnya jaringan komputer Paguyuban di Indonesia akan membuka nuansa baru bagi proses pembentukan SDM melalui pemerataan pendidikan dan informasi. Hal ini pada akhirnya diharapkan dapat menjadi basis dari kebangkitan nasional Indonesia ke dua.
Oleh Onno W. Purbo. Staf pengajar jurusan teknik elektro ITB dan staf peneliti PAU Mikroelektronika ITB.
Sumber: http://www.scribd.com/doc/2490515/Kebangkitan-Nasional-Kedua-Berbasis-Teknologi-InformasI?autodown=txt
Sejarah Budi Utomo? Mari kita lihat.
Sejarah Singkat Boedi Oetomo
Bangsa Indonesia, yang dijajah oleh Belanda, hidup dalam penderitaan dan kebodohan selama ratusan tahun. Bahkan tingkat kecerdasan rakyat, sangat rendah. Hal ini adalah pengaruh sistem kolonialisme yang berusaha untuk “membodohi” dan “membodohkan” bangsa jajahannya.
Politik ini jelas terlihat pada gambaran berikut:
- Pengajaran sangat kurang, bahkan setelah menjajah selama 250 tahun tepatnya pada 1850 Belanda mulai memberikan anggaran untuk anak-anak Indonesia, itupun sangat kecil.
- Pendidikan yang disediakan tidak banyak, bahkan pengajaran tersebut hanya ditujukan untuk menciptakan tenaga yang bisa baca tulis dan untuk keperluan perusahaan saja.
Keadaan yang sangat buruk ini membuat dr. Wahidin Soedirohoesodo yang mula-mula berjuang melalui surat kabar Retnodhumilah, menyerukan pada golongan priyayi Bumiputera untuk membentuk dana pendidikan. Namun usaha tersebut belum membuahkan hasil, sehingga dr. Wahidin Soedirohoesodo harus terjung ke lapangan dengan berceramah langsung.
Berdirinya Boedi Oetomo
Dengan R. Soetomo sebagai motor, timbul niat di kalangan pelajar STOVIA di Jakarta untuk mendirikan perhimpunan di kalangan para pelajar guna menambah pesatnya usaha mengejar ketertinggalan bangsa.
Langkah pertama yang dilakukan Soetomo dan beberapa temannya ialah mengirimkan surat-surat untuk mencari hubungan dengan murid-murid di kota-kota lain di luar Jakarta, misalnya: Bogor, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Magelang.
Pada hari Rabu tanggal 20 Mei 1908 pukul 9 pagi, Soetomo dan kawan-kawannya: M. Soeradji, M. Muhammad saleh, M. Soewarno, M. Goenawan, Soewarno, R.M. Goembrek, dan R. Angka berkumpul dalam ruang kuliah anatomi. Setelah segala sesuatunya dibicarakan masak-masak, mereka sepakat memilih “Boedi Oetomo” menjadi nama perkumpulan yang baru saja mereka resmikan berdirinya.
“Boedi” artinya perangai atau tabiat sedangkan “Oetomo” berarti baik atau luhur. Boedi Oetomo yang dimaksud oleh pendirinya adalah perkumpulan yang akan mencapai sesuatu berdasarkan atas keluhuran budi, kebaikan perangai atau tabiat, kemahirannya.
Kongres Pertama Boedi Oetomo (3 Oktober – 5 Oktober 1908)
Kongres ini diadakan di Kweekschool atau Sekolah Guru Atas Yogyakarta (Sekarang SMA 11 Yogyakarta) dengan pembicara:
- R. Soetomo (STOVIA Weltevreden)
- R. Saroso (Kweekschool Yogyakarta)
- R. Kamargo (Hoofd der School Magelang)
- Dr. MM. Mangoenhoesodo (Surakarta)
- M. Goenawan Mangoenkoesoemo
Setelah berlangsung selama tiga hari, kongres yang dipimpin oleh dr. Wahidin Soedirohoesodo mengesahkan Anggaran Dasar Boedi Oetomo yang pada pokoknya menetapkan tujuan perhimpunan sebagai berikut:
Kemajuan yang selaras (harmonis) buat negara dan bangsa, terutama dengan memajukan pengajaran, pertanian, peternakan dan dagang, teknik dan industri, kebudayaan (kesenian dan ilmu pengetahuan).
Beberapa prestasi yang diraih oleh Boedi Oetomo diantaranya: penerbitan majalah "Guru Desa", perubahan pelajaraan Bahasa Belanda di Sekolah Dasar yang semula hanya diajarkan di kelas tiga ke atas berubah menjadi mulai kelas satu, serta mendirikan surat kabar resmi Boedi Oetomo berbahasa Belanda, Melayu, dan Jawa.
Boedi Oetomo telah memberikan teladan dengan berdiri di barisan terdepan membawa panji-panji kesadaran, menggugah semangat persatuan, adalah suatu kenyataan yang tidak boleh dikesampingkan.